Mengapa Menerjemahkan Alkitab?

“Mengapa capek-capek menerjemahkan ke bahasa daerah? Sudah ada bahasa Indonesia. Itu membuang tenaga, waktu dan uang.” Itu adalah pertanyaan dan komentar yang sering muncul ketika mendengar 2 kata ini “Penerjemahan Alkitab.” 

Ada seorang lelaki bernama Marlen. Dia sudah menikah dan memiliki anak. Terbaca di KTP-nya beragama Kristen. Keseharian tidak pernah ke gereja. kegemarannya adalah berjudi dan mabuk, hingga bersikap dan bersifat kasar kepada anak dan istri. Jika Istri dan anak-anaknya ke gereja di hari Minggu, dia murka dengan perkataan-perkataan yang menyakitkan. “Beras di rumah ini saya yang membelinya, bukan diberi Tuhan dari gereja sana!” Demikian sedikit dari kalimat yang terlontar dalam kemarahannya. 

Suatu ketika tim penerjemah meminta bantuannya untuk menjadi penutur asli bahasa Dayak Siang dalam sesi pemeriksaan hasil terjemahan bersama Konsultan Penerjemahan. Dalam kegiatan ini maka orang-orang awam yang tidak terkait dalam tim atau program penerjemahan dihadirkan untuk membaca dan mendengar -dengan mata dan telinga baru- hasil terjemahan yang sudah dikerjakan oleh tim penerjemah. Memastikan apakah sudah jelas dan wajar dalam bahasa sasaran. 

Dalam sesi ini konsultan menanyakan kejelasan bunyi Luk 11: 35 “Maka, borondong-rondong bat! Aroh dapot ikan bopikir oko kopandau nyan ponah ikan, tapi co sobujur eh aroko pandau tapi pindong.” (Karena itu, perhatikanlah supaya terang yang ada padamu bukanlah kegelapan, TB2). Kata “kopandau” itu sangat mengganggu dalam pikiran Marlen. Dia bahkan membawa kegelisahan hatinya akan kata itu hingga berminggu-minggu setelah dia pulang dari sesi pemeriksaan hasil terjemahan bersama konsultan tersebut. 

Dalam pergulatan batinnya dia menemukan bahwa satu kata itu memberi gambaran dirinya selama ini. kata itu bukan berbicara tentang cahaya matahari, bukan pula cahaya lampu, melainkan cara hidup yang diperlihatkan. Dia melihat betapa gelap hidup yang sudah dilewatinya. Beranjak dari kesadaran itu, dia mengubah kegelapan itu menjadi terang. Marlen mulai membaca Alkitab dengan teratur, sudah mulai hadir dalam ibadah di gereja, bahkan memarahi anak istrinya jika mereka tidak ke gereja. Kemudian dia pun sudah meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dulu adalah bagian dari hidupnya yang gelap. 

Satu tindakan luar biasa yang dilakukan oleh Marlen adalah dia ingin pernikahannya yang belum diberkati oleh pendeta di gereja agar bisa dilakukan acara pemberkatan. Tidak hanya itu, dia juga membawa 5 pasangan lain yang sudah menikah tapi belum diberkati oleh gereja agar bisa diberkati bersama-sama. Dia mengatakan bahwa kalau selama ini dia sudah hidup dalam perzinahan. Transformasi kehidupan seorang Marlen terlihat oleh semua penduduk di desanya, sehingga dia terpilih sebagai Ketua Jemaat beberapa kali. Dia sangat dihargai dan dihormati di kampungnya.

Suatu ketika kami bertamu kerumahnya, dia mengatakan, “Kalau bukan karena terjemahan Alkitab dalam bahasa saya, maka hidup saya tidak akan seperti sekarang ini.” Suatu pernyataan yang menyemangati dan membahagiakan. Pernyataan yang membuat kami tidak akan lelah atau gusar ketika ada yang bertanya “Apa gunanya menerjemahkan Alkitab dalam bahasa Daerah? Sudah ada bahasa Indonesia”. Itu karena kami sudah melihat bukti bahwa tidak ada yang sia-sia yang dilakukan saat Firman Tuhan hadir dan berbicara langsung ke hati para penuturnya. Akan ada transformasi, akan ada orang yang kembali menyembah Tuhan dalam suku itu. Sehingga nama Tuhan dimuliakan oleh semua suku, bangsa, dan bahasa.

Pelayanan  penerjemahan akan terus berjalan, hingga semua suku bisa memiliki Firman Tuhan dalam bahasa yang paling dimengerti oleh mereka. Dengan demikian, kami boleh terus mengerjakan pesan penting dalam Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus: “Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang Kuperintahkan kepadamu. Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.” (Matius 28:19-20)

Pelayanan ini mengajarkan kami untuk tidak menyimpan sesuatu yang penting dan berharga, yang kami ketahui tentang Tuhan melalui FirmanNya hanya untuk diri kami sendiri dan keluarga kami. kami berupaya bisa membaginya kepada banyak orang hingga ke ujung bumi penuh dengan kemuliaan Tuhan.

Progres
Penerjemahan Alkitab
Bahasa Delang
100%
Bahasa Siang
100%
Bahasa Tewoyan
99%
Bahasa Ngaju Dialek Katingan
30%
Bahasa Kuhin
30%
Bahasa Dusun Bayan
30%
Bahasa Dusun Malang
30%
Tahun 2023-2027 YKY akan mulai dengan 12 bahasa baru:

Nama Bahasa

Status

Arut

Sudah disurvei

Dayak Bukit/Meratus

Sudah disurvei

Dusun Deah

Sudah disurvei

Dusun Pepas

Belum disurvei

Dusun Witu

Belum disurvei

Sukamara

Belum disurvei

Murung

Belum disurvei

Belantikan

Sudah disurvei

Lawangan

Belum disurvei

Taboyan Setalar

Belum disurvei

Tomun

Belum disurvei

Scroll to Top
%d bloggers like this: